Rajput India

Website Informasi Berita Wilayah Timur Asia

Ilmuwan Ungkap Penyebab Gelombang Panas di Asia Timur dan Tengah

Posted on

by

Para ilmuwan dan pembuat kebijakan sangat memperhatikan gelombang panas yang melanda Asia Timur dan Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Suhu ekstrim terjadi di negara-negara seperti China, Jepang, Korea Selatan, Iran, dan Teluk Arab. Ini berdampak negatif pada kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, dan ekosistem di daerah tersebut. Meskipun demikian, apa sebenarnya yang menyebabkan fenomena ini?

1. Perubahan Iklim Global: Penyebab Utama: Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,1 derajat Celsius sejak akhir abad ke-19, yang berkontribusi pada cuaca ekstrem, termasuk gelombang panas.

Pola cuaca yang berubah semakin memengaruhi fenomena ini di Asia; kondisi atmosfer yang lebih panas dan kering memperburuk efek gelombang panas, dan emisi gas rumah kaca yang tinggi dari aktivitas industri, transportasi, dan deforestasi semakin memperburuk pemanasan global, menyebabkan suhu yang lebih ekstrem.

2. Fenomena Siklon dan Perubahan Pola Angin: Selain perubahan iklim, beberapa ilmuwan menekankan bahwa fenomena atmosfer lainnya, seperti siklon dan perubahan pola angin, berperan dalam meningkatkan intensitas gelombang panas. Jika kecepatan angin turun, udara panas terperangkap di permukaan lebih lama, menciptakan “kantong panas” yang bertahan lama.

Fenomena ini menyebabkan suhu meningkat tajam di beberapa kota di Asia Timur dan Tengah, kadang-kadang melebihi 40°C. Misalnya, pada musim panas di wilayah Timur Tengah, suhu dapat mencapai 50°C atau lebih, yang berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan manusia.

3. Urbanisasi dan Dampaknya terhadap Lingkungan: Dampak gelombang panas diperburuk oleh urbanisasi yang pesat di Asia Timur dan Tengah. Kota-kota besar seperti Beijing, Tokyo, dan Tehran semakin padat karena banyak bangunan beton dan aspal yang menyerap panas dan meningkatkan suhu di sekitar kota. Ini adalah fenomena yang disebut sebagai “efek pulau panas perkotaan” atau “efek pulau panas perkotaan”, yang menyebabkan suhu di kota-kota besar jauh lebih tinggi daripada di wilayah sekitarnya.

Selain itu, partikel polutan yang terperangkap di atmosfer mencemari udara dan mencegah sinar matahari kembali ke langit, meningkatkan efek pemanasan. Akibatnya, polusi udara yang tinggi terjadi di banyak kota besar di Asia.

4. Dampak dan Tindakan yang Diperlukan: Gelombang panas ini memiliki konsekuensi yang signifikan terhadap kesehatan manusia, termasuk dehidrasi dan stroke panas, serta kehilangan hasil pertanian karena kekeringan. Akibatnya, para ilmuwan mendesak tindakan segera untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengadopsi kebijakan yang lebih efisien untuk mitigasi perubahan iklim.

Perbaikan infrastruktur kota, penggunaan energi terbarukan, dan penghijauan wilayah kota adalah beberapa tindakan yang disarankan. Selain itu, sangat penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya mengurangi emisi karbon dan menghadapi perubahan iklim.

Kesimpulan: Gelombang panas yang terjadi di Asia Timur dan Tengah tidak boleh diabaikan. Ini menunjukkan dampak perubahan iklim yang semakin nyata, yang memerlukan perhatian dari seluruh dunia. Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas hidup masyarakat di daerah tersebut, penelitian tambahan dan upaya kolaboratif antara negara untuk mengurangi emisi dan beradaptasi dengan perubahan iklim sangat penting.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *